Kamis, 30 Juni 2011

"Your call"
Waktu aku cari kalimat yang artinya "Panggilanmu" itu, pasti yang keluar "Secondhand Serenade-Your Call". Yap! Secondhand Serenade ini adalah nama band *iya gak sih?*. Dan Your Call itu adalah lagunya. Betul! Itu lagu. LAGU, woy! LAGUUUUU.. GUE BILANG LAGUUUUU..

Aku suka banget sama lagu ini. Kenapa??! Ada liriknya yang kaya gini "Cause I was born to tell you 'I LOVE YOU'..". Sumpah! DALEM..

Awal tau lagu ini, ya, dari Ilham. Pertamanya, aku lagi ngumpul bareng dengan temen sekelas, eh tiba-tiba dia mainin melodinya Your Call pake gitar. Waktu dengar, aku datangin dia. "Ham, ini lagu apa?". Dia jawab, "Your Call, Nyo.". Lalu, aku minta dia ajarin mainin melodinya, awalnya ribet, tapi akhirnya jago juga mainnya, dan akulah satu-satunya cewe di kelas yang bisa mainin melodi itu..wkwk #sombong #bodoamat. Tapi, biarpun jago, waktu itu aku sama sekali nggak tau kaya gimana lirik dan penyanyinya! Yaudah, akhirnya aku cari di internet.hahaha.. Nah, dapet tu. Habis itu ku save liriknya dan lalu aku download juga lagu Your Call-nya. Setelah ku download, aku langsung dengar lagu itu sambil tiduran. Dan akhirnya....






























SAYA SUKA! SAYA SUKA! XD
Astaga, pokonya keren sangat lagu ini! Apalagi kalo dinyanyiin dengan penuh perasaan, pasti hasilnya jauh lebih keren! :D

Inti lagunya?? Aku juga gak tau.wkwk. Kalo ku teliti, ini tentang cowo yang suka sama seorang cewe *dia normal, ya. Bukan maho -_-*, dan dia itu cinta banget sama tu cewe. Dia udah cape ngejomblo dan menunggu terus, dan dia gak mau dengan yang lain, dia cuma mau cewe itu yang jadi kekasihnya kelak. Dan dia juga merasa, dia itu dilahirkan hanya untuk mencintai cewe itu sepenuh hati, ini dia buktinya yang udah diucapkan "CAUSE I WAS BORN, TO TELL YOU -I LOVE YOU-". Itu maknanya dalem banget tau! Setiap dengar lirik itu, sumpah pengen nangis. Ya iyalah pengen nangis, soalnya jadi keingetan sama WM. T_T

Pengen tau liriknya dan lagunya? CARI DI INTERNET! #kayakataWiyataMandalaputra #siapaWiyata #yaoranglah

*cerita dikit :
Waktu lagi nangis di sekolah gara-gara tau gebetan ke Jogja, Ilham putar lagu ini di sebelahku. Dan AKU PUN TAMBAH SEDIH! Ya, pastilah! Yang lagi gak nangis aja udah galau, apalagi yang udah nangis, tambah parah juga. Kampret..
Tapi, aku suka kok lagunya.. :')


Yaudah, ini aja postinganku kali ini. BYE! :3
Agrani Linga Wulan Layu

Senin, 20 Juni 2011

Semua Tentang Kami

Entah kenapa, bawaan pengen nangis ;(
Si (ya), gue bentar lagi bakal pisah dengan sahabat-sahabat di kelas gue.
Mau tau rasanya ? Nyesek, GILA !!!!!
Kita ini dari dulu terkenal dengan kelas PALIIIIIIIINNNNNNNNGGGGGG KUAT KEBERSSAAAAAAAAAAMMMMMMMMMMMAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNnya ;)

Ini nih sebagian foto kita waktu kelas VII - IX di SMPN 2 Palangkaraya ;)





Kelas VIII (banyakan foto di






























sebenarnya banyak foto kita, cuman males aja upload-nya..ehehehehehe :P
dan sekedar info aja, kita ini kelasnya itu VII8, VIII8, dan IX8..tapi, di VIII8 ada penambahan 3 orang, namanya Diyandra U.P., Talitha W.Q., dan Samudra U.P..mereka menggantikan posisi Riezqi A.S., R. Magistrevel D., dan Sekar N.A., yang pindah kelas VII dulu..

Hope you enjoy sama entri baru-ku, ya :D
Dag... pel03k-cHiuM (4l4y-nya keluar nih v-___-") :*
AGRANI LINGA WULAN LAYU

Arti Persahabatan

Bagiku arti persahabatan adalah teman bermain dan bergembira. Aku juga sering berdebat saat berbeda pendapat. Anehnya, semakin besar perbedaan itu, aku semakin suka. Aku belajar banyak hal. Tapi ada suatu kisah yang membuat aku berpendapat berbeda tentang arti persahabatan. Saat itu, papa mamaku berlibur ke Bali dan aku sendirian menjaga rumah...

“Hahahahaha!” aku tertawa sambil membaca.

“Beni! Katanya mau cari referensi tugas kimia, malah baca komik. Ini aku menemukan buku dari rak sebelah, mau pinjam atau tidak? Kamu bawa kartu kan? Pokoknya besok kamis, semua tugas kelompok pasti selesai. Asal kita kerjakan malam ini. Yuhuuuu... setelah itu bebas tugas. PlayStation!” jelas Judi dengan nada nyaring.

Judi orang yang simpel, punya banyak akal, tapi banyak juga yang gagal, hehehe.. Dari kelas 1 SMA sampai sekarang duduk di kelas 2 - aku sering sekelompok, beda lagi kalau masalah bermain PlayStation – Judi jagoannya. Rasanya seperti dia sudah tau apa yang bakal terjadi di permainan itu. Tapi entah kenapa, sekalipun sebenarnya aku kurang suka main PlayStation, gara-gara Judi, aku jadi ikut-ikutan suka main game.

Sahabatku yang kedua adalah Bang Jon, nama sebenarnya Jonathan. Bang Jon pemberani, badannya besar karena sehari bisa makan lima sampai enam kali. Sebentar lagi dia pasti datang - nah, sudah kuduga dia datang kesini.

“Kamu gak malu pakai kacamata hitam itu?” Tanyaku pada Bang Jon yang baru masuk ke perpustakaan. Sudah empat hari ini dia sakit mata, tapi tadi pagi rasanya dia sudah sembuh. Tapi kacamata hitamnya masih dipakai. Aku heran, orang ini benar-benar kelewat pede. Aku semakin merasa unik dikelilingi dua sahabat yang over dosis pada berbagai hal.

Kami pulang bersama berjalan kaki, rumah kami dekat dengan sekolah, Bang Jon dan Judi juga teman satu komplek perumahan. Saat pulang dari sekolah terjadi sesuatu.

Kataku dalam hati sambil lihat dari kejauhan “( Eh, itu... )”.
“Aku sangat kenal dengan rumahku sendiri...” aku mulai ketakutan saat seseorang asing bermobil terlihat masuk rumahku diam-diam. Karena semakin ketakutannya, aku tidak berani pulang kerumah.
“Ohh iya itu!” Judi dan Bang Jon setuju dengan ku. Judi melihatku seksama, ia tahu kalau aku takut berkelahi. Aku melihat Judi seperti sedang berpikir tentangku dan merencanakan sesuatu.
“Oke, Beni – kamu pergi segera beritahu satpam sekarang, Aku dan Bang Jon akan pergoki mereka lewat depan dan teriak .. maling... pasti tetangga keluar semua” bisikan Judi terdengar membuatku semakin ketakutan tak berbentuk.

Karena semakin ketakutan, terasa seperti sesak sekali bernafas, tidak bisa terucapkan kata apapun dari mulut. “...Beni, ayo...satpam” Judi membisiku sekali lagi.

Aku segera lari ke pos satpam yang ada diujung jalan dekat gapura - tidak terpikirkan lagi dengan apa yang terjadi dengan dua sahabatku. Pak Satpam panik mendengar ceritaku – ia segera memberitahu petugas lainnya untuk segera datang menangkap maling dirumahku. Aku kembali kerumah dibonceng petugas dengan motornya. Sekitar 4 menit lamanya saat aku pergi ke pos satpam dan kembali ke rumahku.

“Ya Tuhan!” kaget sekali melihat seorang petugas satpam lain yang datang lebih awal dari pada aku saat itu sedang mengolesi tisu ke hidung Bang Jon yang berdarah. Terlihat juga tangan Judi yang luka seperti kena pukul. Satpam langsung menelpon polisi akibat kasus pencurian ini.

“Jangan kawatir... hehehe... Kita bertiga berhasil menggagalkan mereka. Tadi saat kami teriak maling! Ternyata tidak ada tetangga yang keluar rumah. Alhasil, maling itu terbirit-birit keluar dan berpas-pasan dengan ku. Ya akhirnya kena pukul deh... Judi juga kena serempet mobil mereka yang terburu-buru pergi” jawab Bang Jon dengan tenang dan pedenya.
Kemudian Judi membalas perkataan Bang Jon “Rumahmu aman - kita memergoki mereka saat awal-awal, jadi tidak sempat ambil barang rumahmu.”

Singkat cerita, aku mengobati mereka berdua. Mama Judi dan Ban Jon datang kerumahku dan kami menjelaskan apa yang tadi terjadi. Anehnya, peristiwa adanya maling ini seperti tidak pernah terjadi.
“Hahahahaha... “ Judi malah tertawa dan melanjutkan bercerita tentang tokoh kesayangannya saat main PlayStation. Sedangkan Bang Jon bercerita kalau dia masih sempat-sempatnya menyelamatkan kacamata hitamnya sesaat sebelum hidungnya kena pukul. Bagaimana caranya? aku juga kurang paham. Bang Jon kurang jelas saat bercerita pengalamannya itu.

“( Hahahahaha... )” Aku tertawa dalam hati karena mereka berdua memberikan pelajaran berarti bagiku. Aku tidak mungkin menangisi mereka, malu dong sama Bang Jon dan Judi. Tapi ada pelajaran yang kupetik dari dua sahabatku ini.

Arti persahabatan bukan cuma teman bermain dan bersenang-senang. Mereka lebih mengerti ketakutan dan kelemahan diriku. Judi dan Bang Jon adalah sahabat terbaikku. Pikirku, tidak ada orang rela mengorbankan nyawanya jika bukan untuk sahabatnya ( Judi dan Bang Jon salah satunya ).


----------------------------
Cerpen tentang persahabatan yang berjudul Arti Persahabatan ini buah karya Loeis Chandra, Mahasiswa di Sidoarjo - Jawa Timur. Cerpen arti Persahabatan juga telah ditayang pada CerpenPersahabatan[dot]com

Butterfly - Mariah Carey


ooh ooh
When you love someone so deeply
They become your life
It's easy to succumb to overwhelming fears inside
Blindly I imagined I could
Keep you under glass
Now I understand to hold you
I must open up my hands and watch you rise

Spread you wings and prepare to fly
For you have become a butterfly (Oooh)
Fly abandonedly into the sun
If you should return to me
We truly were meant to be, so spread your wings and fly
Butterfly

I have learned that beauty
Has to flourish in the light
Wild horses run unbridled
Or their spirit dies
You have given me the courage
To be all that I can
And I truly feel your heart will
Lead you back to me when you're
Ready to land

Spread your wings and prepare to fly
For you have become a butterfly (Oooh)
Fly abandonedly into the sun
If you should return to me, we truly were meant to be
So spread your wings and fly (spread your wings and fly)
Butterfly (butterfly)

I can't pretend these tears
Aren't overflowing steadily
I can't prevent this hurt from
Almost overtaking me
But I will stand and say goodbye (stand and say goodbye)
For you'll never be mine
Until you know the way it feels to fly

Spread your wings and prepare to fly
For you have become a butterfly (Oooh)
Fly abandonedly into the sun (fly to the sun)
If you should return to me (I will know you're mine)
We truly were meant to be (spread your wings and fly)
So spread your wings and fly
Butterfly (my butterfly)

Spread your wings and prepare to fly
For you have become a butterfly
Fly abandonedly into the sun
If you should return to me
We truly were meant to be (you and I)
So spread your wings and fly (spread your wings and fly)
Butterfly
So flutter through the sky
Butterfly
Fly
Spread your wings and fly
Butterfly.

Rabu, 08 Juni 2011

Sejujurnya, ku (tak) rela..

Huff...
Katanya, gebetan gue udah pergi ke pulau seberang (katanya, lo, ya).. Sedih sih, cuman gue juga gak bisa ngapa-ngapain..

Sejujurnya, gue gak rela. Pengen banget ngehalangin dia buat pergi, tapi gue ini siapanya dia? Pacar aja bukan. Tapi, di satu sisi, gue juga gak mau ngehalangin dia buat pergi.. Ya, gue gak mau dia terhenti langkahnya buat lanjut ke jenjang lebih tinggi..

Rela gak rela, harus rela dia pergi ke pulau seberang.. Akhirnya, gue sekarang bisa relain dia pergi. Toh yang merasa kehilangan bukan cuman gue doang kan? Sahabat-sahabat gue juga pasti pada ngerasa kehilangan karena salah satu sohibnya gak bakalan 1 sekolahan lagi. Gue di sini benar-benar belajar buat merelakan seseorang. Gue (mungkin) harus relain dia ke orang lain. Gue juga harus ngerelain dia gak satu kelas dan satu sekolahan lagi. Gue harus ngerelain gak liat kecuekannya lagi. Dan gue juga harus relain dia PERGI. #nyesek

Gue juga mencoba agak bersifat dewasa, ya.. Di luar sana, pasti banyak banget kok yang sama kaya gue.. Gue juga tetap berpikir, kalo dia emang jodoh gue, ya pasti gak lari ke mana juga kan (hahahaha.. Mungkin?).. Kalaupun gak jodoh, setidaknya kita bisa bersahabat kaya sekarang ini #galau.. :')

Gue (gak) rela dia sama orang lain, meskipun awalnya sakit hati banget, tapi ntar juga gue santai kok.. :D Gue ingat, dulu waktu tau dia udah punya pacar, gue nangis depan kelas, gak peduli duduk lesehan dan yang lain juga pada nyapu lantai -__-.. Terus, kalo liat dia mojok di sekolah, pasti males ngeliatnya dan kabur ke belakang sekolah (mojoknya di depan sekolah).. Kalo yang lain ketawa-ketawa liat dia mojok, gue galau bukan main
sambil senyum-senyum kecut..(hehehe, ketuaan deh. Eh, ketauan). Waktu tau dia single, gue cuman diem, cuek, dan ngerasa biasa aja tuh (bagian yang ini bohong 100%, ya, dek. Jangan dipercaya! -__-)

Waktu tau dia ntar SMA-nya ke pulau seberang (dan kebetulan taunya pas habis pengumuman kelulusan), gue nangis tanpa rasa malu di sekolah.. EGP. Namanya juga udah sedih, mana bisa ditahan lagi..haha
Dan waktu itu juga, gue langsung sms dia gini : Selamat tinggal T.T (eh? 'Selamat tinggal' apa 'selamat jalan', ya?). Dianya bales : Sampai jumpa :-)

Enak banget lo senyum-senyum, gue galaunya minta ampun ==" (peace, ya..haha)

Tapi, selama 9 tahun kita 1 sekolahan, selama 5 taun gue suka dia, siapa bilang gue gak ada 'kesempatan emas' buat deket-deket dia. Sering kok, tapi guenya aja yang MALU-MALU KUCING + sok-sok cuek gitu -__- hahaha.. Udah ah, malu diungkapin di sini. Yang pasti, ada lah masa-masa indah yang gak pernah bisa gue lupain waktu bareng dia, dan sahabat-sahabat gue pada tau tentang itu..nyiahahaha~ :'D



*Will you remember me the way I remember you?
Will you be the same?
The last time I saw you..
YOU ARE THE SWEETEST..
Every moment WITH YOU IS THE SWEETEST ONE.. :') #remember





Hei, you there! August 03rd, 1996 a.k.a WM. I miss ya :') don't forget me.. Ok? Hope you read this. And remember, I'm trying to get you 'bout 5 years.. T.T Love ya. :'D

Sabtu, 04 Juni 2011

Apa hayo judulnya? :P

Tak kurasa kini..
Sang waktu begitu cepat berlalu..
Dan ia siap membawamu pergi jauh..

Biarpun sejauh apa kau menempuh jalan yang kau mau..

Kita tetap satu.. T.T

***

Jujur, ya.. Gue lagi-lagi galau tingkat tinggi.. Orang yang gue sayang bentar lagi pergi ke Jogja.. T.T *garuk-garuk keramik
Dia pengen SMA di sana..hiks,hiks :'(

Kenapa gue gak rela? 5 taun ngejar-ngejar, tetep gak dapet. T.T Udah usaha sih, tapi tetep aja gak dapet.. *nangis jungkir balik

Andaikan gue gak pernah ketemu dia, pasti gak bakalan kaya gini jadinya. T.T
Ah, di sini aja deh SMA-nya.. T.T

Gue tetep gak rela kalo ntar di fb dia bakalan ada foto dia dengan cewe lain lagi gandengan mesra *nangis sambil makan batu.. T.T Dan tetap gak rela kalo ntar status hubungannya : BERPACARAN.. T.T kecuali kalo sama gue ^^v (hehehe)
Dan gak gak gak gak kuat, gak gak gak gak kuat (jah, malah nyanyi lagu Peleiboi) kalo ntar dia sms gini : "aku udah punya pacar di sini", mungkin gue bakal mewek sekuat-kuatnya, entah di mana gue berada.. T.T

Hi my crush, I love you so.. I will miss ya.. And I will never forget ya.. T.T

Antara Senang dan Galau~

Hore! Gue lulus ^^ seneng banget sumpah!!! Hahahaha.. Sampe nyoret-nyoret jaket sendiri saking senengnya..

Ah, tapi ada dukanya hari ini. G.E.B.E.T.A.N gue bakal pergi ke Jogja buat test SMA di sana. T.T *crying

Sampe mewek-mewek gaje di sekolah tadi.. Rasa gak rela. Tapi akhirnya sedih terobati setelah smsan dengan dia.. T.T

Gatau mesti ngapain, senang-senang atau ngegalau kaya biasa. Y_Y

Kamis, 02 Juni 2011

Sailor Mouth - Spongebob Squarepants

Hello, everyone! Udah pada nonton Spongebob yang judulnya 'SAILOR MOUTH' belum? Hah? Belum? Itu loh, tentang Spongebob ngucapin kata-kata yang gak pantes. Pasti deh pada penasaran ama apa yang diucepin di episode itu. Nah, ini dia transcript dalam English-nya yang gak disensor. Enjoy! Kalo ada yang pada tau, diem aja ya..haha. Ok, ini nih! *jangan ditiru,ya..wkwk.
(The title card has
men singing "Sailing
Over the Dogger
Bank", then we see
the Krusty Krabs in
night.)
title card song : ♪
wacha twigger shes a
proper ju-be-ju. on
the passege on the
dogger bank to grate
grimsby ♪ (next
scene)
Mr. Krabs: Well, it's
the worst time of the
day once again.
(cringes as he
changes the "Open"
sign to "Closed")
Closing time!
SpongeBob: Well, see
you in the A.M., Mr.
Krabs.
Mr. Krabs: Hold on
there, SpongeBob!
(pulls SpongeBob
back) Take that pile
of filth out with you.
(Squidward holds up
a trash bag)
SpongeBob: (gasps)
Mr. Krabs, you
shouldn't talk about
Squidward like that!
Squidward: He means
this filth, you loon.
(SpongeBob goes to
the dumpster while
bringing the trash
bag.)
SpongeBob: (singing)
Takin' out the trash,
takin' out the trash.
(SpongeBob throw
the trash and then
looked at some
writings on the
dumpster.)
SpongeBob:
Hmm...dumpster
writing! The voice of
the people! "Up with
bubbles, down with
air!" (laughs)
"Nematodes are
people too!" (laughs
(weird considering in
a past episode thay
ate his house)
Nematodes... Here's
one someone didn't
finish! Squidward
smells. (writes the
word "good" after
"smells") Gooooood.
(laughs) Hmm, what's
this one? Krabs is a...
hmm? Krabs is a
motherfucker.
Garbage Man: [Clearly
disgusted] Do you
kiss your mother
with that mouth?!
SpongeBob: Well,
sometimes, but
not...recently.
Patrick: Hi, garbage
man. Hi, SpongeBob.
SpongeBob: Hi,
Patrick! Patrick, do
you know what this
word means?
Patrick: "Krabs..." Uh,
isn't that the red
sweaty guy you work
for?
SpongeBob:
(pointimng to the
unseen word) No, not
that word, THAT
word.
Patrick: Hmm... Fuck!
Uh, hey! I think I
know what that
means. That's one of
those sentence
enhancers.
SpongeBob:
"Sentence
enhancers"?
Patrick: You use them
when you want to
talk fancy. You just
sprinkle it on
anything you say, and
Wham-O! You've got
yourself a spicy
sentence sandwich!
SpongeBob: Oh, I get
it! Here, let me try.
(coughs) Hello,
Patrick. Lovely
fucking day it is, isn't
it?
Patrick: Why yes it is,
SpongeBob. This
fucking day is
particularly fucking
lovely!
SpongeBob: How
fucking right you are,
Patrick!
(The two say the
word fuck a couple of
times.)
SpongeBob: You're
right, Patrick, my lips
are tingling from the
spiciness of this
conversation.
Patrick: Oh, me too!
(both laugh)
SpongeBob: It tingles
when I laugh!
(SpongeBob walks
into the Krusty Krab
the next day.)
SpongeBob: Hello,
customers, nice
fucking day we're
having, uh? [The
customers stop eating
and stare in shock]
Sailor Fish: (gasps)
Did he just say?
Pirate Fish: Aye, he
did.
SpongeBob: Hi,
Patrick, how the fuck
are you?
Patrick: (sitting at
table at the Krusty
Krab) Pretty fucking
good, SpongeBob.
Old Man Jenkins: I
thought this was a
restaurant, not a
gutter mouth
convention.
SpongeBob: (taps on
the microphone and
speaks into it)
Attention, customers,
today's special is a
fucking Krabby Patty
served in a greasy
fucking sauce and
grilled to fucking
perfection.[a mother
octopus covers her
kids who are lafing s
ears and puts soda on
one since ehe dosent
have enough hands]
And don't forget to
ask us to fuck the
fucking fries. It will
be our fucking
pleasure. [Squidward
hears the intercom
and a giant human
ear pops out of his
head; he pushes it
back in] Hi
Squidward, how the
fuck are ya?
Patrick: Nice fucking
day we're having,
isn't it Squidward?
Tom: I don't
understand. The guy's
talented, but he
doesn't have to work
blue.
Evelyn: Let's go
somewhere more
family oriented.
(Everyone leaves the
Krusty Krab,
grumbling in
frustration)
Fish: I'm eating at the
Chum Bucket!
(The krusty Krab
customer meter is
running down. Sirens
wail.)
Mr. Krabs: Huh? AH!
The Krusty Krab! She's
empty! All hands on
deck! Batten the front
doors! Brace the cash
register! Break out
the happy snacks!
Squidward, where
have all me money
paying customers
gone?
Squidward:
Apparently the two
barnacle-mouth
brothers just learned
a new word, and
SpongeBob just said
it over the intercom.
Mr. Krabs: Well, what
was it? What'd he
say?
Squidward: Er...he
said...um, he said...
(Squidward
whispers)
Mr. Krabs: Huh?
(Squidward whispers
it again. Mr. Krabs
gasps) SpongeBob
and friend! Front and
center! Why I oughta
make the two of you
paint the Krusty Krab
for using such
language!
SpongeBob: But Mr.
Krabs, we were only
using our sentence
enhancers.
Patrick: Yeah, it's
fancy talk.
Mr. Krabs: There ain't
nothing fancy about
that word!
SpongeBob: You
mean fuck?
Mr. Krabs: Yes, that
one. Now quit saying
it! It's a bad word.
SpongeBob and
Patrick: Bad word?!
(both start wiping
their tongues)
Mr. Krabs: Yes sirree,
that's bad word
number 11. In fact,
there are 13 bad
words you should
never use.
Squidward: Don't you
mean there are only
7?
Mr. Krabs: Not if
you're a sailor!
(laughs)
SpongeBob: Wow, 13!
Patrick: That's a lot of
fucking bad words!
Mr. Krabs: OK, boys. I
want you to promise
me you'll never use
that word again.
SpongeBob and
Patrick: We promise.
(later at SpongeBob's
house, SpongeBob
and Patrick are
playing Eels and
Escalators)
SpongeBob: Gee, I'm
glad Mr. Krabs told us
that word we were
using was a bad
word!
Patrick: Yeah, me too,
because classy
sophisticates like us
shouldn't stain our
lips with cursing.
SpongeBob: Yea,
verily! Now, let's play
a nice, wholesome
game of Eels and
Escalators.
Patrick: Oh, boy, my
favorite! [Flops arms
up and down like a
seal]
SpongeBob: Come on,
Gary needs a new
pair of shoes! (rolls
the dice)
Patrick: Oh, eels. Too
bad, SpongeBob, you
gotta ride the eel.
SpongeBob: Darn.
(moves game piece to
eel)
Patrick: My turn! (rolls
dice) Hooray!
escalators! Yay!
(screams) Up,up,up!
SpongeBob: Come on,
escalators, escalators!
(rolls dice) Uh, eels
again.
Patrick: My turn! (rolls
dice) Escalators!
SpongeBob:
Escalators, Escalators,
Escalators! (throws
dice) Eels?
Patrick: (rolls dice) Es-
skee-lators!! (moves
to escalators) Well,
this is your last
chance, SpongeBob,
oh if you get eels
again, you lose!
SpongeBob: (gets
frustrated while
rolling the dice)
Escalators, Escalators,
Escalators! (dice is
thrown and lands on
escalators) Ha!
Escalators! (dice turn
over to eels)
Patrick: Eels...
SpongeBob: AHHHH!
fuck! (covers mouth
when he realizes his
mistake)
Patrick: Ooooh! You
said number 11!
SpongeBob: (babbles
for Patrick to
understand) I didn't
mean... you gotta
understand, Patrick, I
was trying...what I
meant to say
was...some things just
slip out. You gotta
understand!
Patrick: Don't worry
SpongeBob, I
understand. (pause)
Mr. Krabs! Mr. Krabs!
Mr. Krabs! Mr. Krabs!
(starts running to the
Krusty Krab)
SpongeBob: (starts
running after him) No
wait, Patrick! (after
SpongeBob catches
up to Patrick) Patrick,
no, please don't tell!
Patrick: But you said
fuck! (Covers mouth
as he realizes his
mistake)
SpongeBob: Ah-ha!
Now I'm gonna tell
Mr. Krabs on you!
Patrick: Not if I tell
first!
SpongeBob: I can run
faster than you!
(laughs)
Patrick: (riding in an
ice cream truck) See
ya at the Krusty Krab!
Ha, ha, ha! (the truck
goes the wrong way)
Oh nooooo!
SpongeBob: (laughs)
Mr. Krabs, Mr. Krabs,
Mr. Krabs!
Mr. Krabs: What,
what, what?
SpongeBob: Patrick,
Patrick, Patrick!
Mr. Krabs: Yes, yes,
yes?
SpongeBob: He said,
he said, he said!
Mr. Krabs: Out with it,
boy!
SpongeBob: (talking
fast) Me and Patrick
were playing Eels and
Escalators, and Patrick
was going up-up-up,
and I had to ride the
eel and then we ran
and Patrick, he said
some THINGS .
Mr.Krabs: (eyes
SpongeBob) What
kind of things?
SpongeBob: Well, he
said...
Mr. Krabs: Yes?!
SpongeBob: Well,uh,
let's just say he said a
certain word that you
said we shouldn't say,
and this particular
word happens to be
number 11 in the 13
words you said
shouldn't be said.
Mr. Krabs: Uh... right,
uh, you said what...?
Who now?
Patrick: (eats an ice
cream but throws
away the cone) Mr.
Krabs, Mr. Krabs, Mr.
Krabs! (Mr. Krabs
sighs)
SpongeBob and
Patrick: He said that
that you said we
shouldn't say (both
babble on about the
word, but Mr. Krabs
grabs their lips)
Mr. Krabs: Now I'm
gonna let go of your
lips, and when I do, I
want you boys to
calmly tell me what
youse need to tell me,
understand?
Both: Mmm-hmm...
(Mr. Krabs lets go of
their lips) He said
fuck!
Mr. Krabs: (gasps) Do
my ears deceive me?!
You two should be
ashamed! Time to
take out the trash.
You two need to be
taught a lesson. I
thought I made it
clear. Never, and I
mean, never use bad
word number 11 or
any of the 13 bad
words! Now the both
of youse wait right
here. I'll be back.
Patrick: What's going
to happen to us?
SpongeBob: We'll
probably get 40
lashes!
Patrick: Oh, no!
(imagines himself
with 40 large, weird
eyelashes)
SpongeBob: I'm sorry,
Patrick. Mr. Krabs was
right. There's no need
for words like that.
Patrick: I'm sorry too,
SpongeBob.
SpongeBob: Let's
make a vow, Patrick.
From this day forth
the foul word shall
never pass our lips!
We will be good
citizens,just like good
ol' Mr.Krabs.
Patrick: (shakes
hands with
SpongeBob) Agreed!
Mr. Krabs: All right,
you two foul mouths.
As punishment for
fouling the air in me
restaurant with your
foul words, you're
going to give the
Krusty Krab a fresh
coat of paint from
top to bottom. (stubs
his foot on a rock
then hops on one leg)
OW, OOH! OW! MY
(dolphin chirps) FOOT!
WHAT KIND OF
(dolphin chirps)
GENIUS PUTS A
(dolphin chirps) ROCK
IN A (dolphin chirps)
PATH?! CAN'T YOU SEE
I GOT A COCKED FOOT
HERE?! (continues
saying a bunch of bad
words, all bleeped out
by various ocean-
related sounds!)
(SpongeBob and
Patrick think Mr.
Krabs has gone crazy
and SpongeBob
begins to count the
swears)
SpongeBob: Five, six,
seven...
Mr. Krabs: (continues
to curse angrily)
Patrick: Nine...
Mr. Krabs: (still
cursing)
SpongeBob:(cuts to
SpongeBob with 13
fingers) That's all 13,
Patrick! (gasps) We're
gonna tell your mom,
Mr. Krabs.
Mr. Krabs: (worried)
No, please, not me
mommy! (SpongeBob
and Patrick laugh as
they run to Ms. Krabs
house, Mr. Krabs runs
after them) Wait,
please don't tell me
mother! I don't think
her little old heart can
take it!
(They go to the
house.)
SpongeBob and
Patrick: (repeatedly
banging on the door)
Mama Krabs, Mama
Krabs!
Mama Krabs: Why,
hello there!
(SpongeBob, Patrick
and Mr. Krabs all
explain the situation
at the same time,
swearing numerous
times as they do so!)
Mama Krabs:
(shocked) Oh, dear!
My poor old heart.
(faints)
Mr. Krabs: (gasps) Oh,
dear mother! What
have these foul-
mouthed heathens
done to you? (takes a
coin out of her
pocket) You two
should be ashamed!
Making an old lady
faint with your sailor
talk!
Mama Krabs: (wakes
up) You should all be
ashamed! And if
you're gonna talk like
sailors, then you're
gonna work like
sailors!
(Then the three are
painting her house,
Patrick is painting the
sand.)
Mama Krabs: I guess
you three scallywags
have earned a glass
of lemonade! (laughs
like Popeye, trips on a
rock) YEOW! MY
(classic horn honks)
FOOT!
(SpongeBob & Patrick
gasp in shock.)
Mr. Krabs: (shocked)
Mother!
Mama Krabs: What?
It's Old Man Jenkins
and his jalopy.
Old Man Jenkins:
Howdy, Mrs. K! (honks
the horn)
SpongeBob, Patrick,
Mr. Krabs and Mama
Krabs:
HAHAHAHAHAHAHA!

Ku Menunggu - Rossa

Ku menunggu
Ku menunggu kau putus dengan
kekasihmu
Tak akan ku ganggu kau dengan
kekasihmu
Ku ‘kan selalu disini untuk
menunggumu
Cinta itu
Ku berharap kau kelak ‘kan cintai
aku
Saat kau telah tak bersama
kekasihmu
Ku lakukan semua agar kau
cintaiku
[*]
Haruskah ku bilang cinta
Hati senang namun bimbang
Ada cemburu juga rindu
Ku tetap menunggu
[**]
Haruskah ku bilang cinta
Hati senang namun bimbang
Dan kau sudah ada yang punya
Ku tetap menunggu
Datang padaku
Ku tahu kelak kau ‘kan datang
kepadaku
Saat kau sadar betapa ku
cintaimu
Ku ‘kan selalu setia ‘tuk
menunggumu
kembali ke [*][**] 2x
Ku tetap menunggu
Ku tetap menunggu
Ku tetap menunggu
Ku tetap menunggu
(This song is dedicated to my crush. I will be right here waiting for you.)

Love for Mother Earth

Sudah seminggu ini SMA Perwira
Nasional mengadakan aksi hijau
di lingkungan sekolah. Banyak
juga yang mendukung, namun
yang tampak cuek dan ogah-
ogahan juga tidak kalah
jumlahnya.
"Kurang kerjaan." Iitulah
pendapat yang keluar dari mulut
Wira, ia termasuk ke kelompok
yang terkesan tidak peduli
dengan aksi go green di
sekolahnya.
Ketika jam istirahat dimulai,
Litha memilih berkeliling
mengingatkan teman-temannya
untuk membuang bungkus
makanan mereka ke tempat
sampah yang sudah disediakan.
Ia bahkan menjelaskan untuk
membuang sampah ke tong
sesuai jenis sampahnya.
Wira sedang asyik mengunyah
kripik kentangnya ketika melihat
Litha sibuk wira-wiri
mengingatkan orang-orang.
"Kenapa sih dia? Sok peduli
banget!" cibir Wira di hadapan
teman-teman segengnya.
"Tau tuh! Katanya, dia yang
ngusulin aksi hijau di sekolah
kita," sahut Nando, teman Wira
yang juga apatis akan aksi cinta
bumi di SMA Perwira Nasional ini.
"Oh ya?" tanya Wira sambil
memandang sosok di
seberangnya dengan sinis.
"Gue denger dia jomblo lho, Wir.
Aneh ya? Padahal Litha cantik
banget, kan?" sahut Nando, yang
kedengaran nggak nyambung.
"Maksud lo apa nih, Nan?" tanya
Wira kesal. Ia merasa tersindir,
karena sudah hampir lulus SMA
masih belum juga mendapatkan
seseorang yang spesial di
hatinya. Seseorang yang nggak
cuma cantik fisiknya tapi juga
cantik hatinya. Padahal dia
sudah dikenal sebagai cowok
yang paling banyak fansnya,
sayangnya dari fans yang
berjibun itu dia belum juga
menemukan yang dicarinya.
Cewek-cewek yang
mengejarnya kebanyakan hanya
tertarik dengan harta dan
tampilan fisiknya saja. Ia ingin
seseorang yang tidak melihat itu
semua dari dirinya, ia ingin
seseorang yang bisa
membuatnya lebih baik.
Wira nggak pernah
mengutarakan kriteria cewek
idamannya ini ke siapapun,
termasuk Nando sahabatnya
sejak kelas satu. Somehow, ia
merasa sulit mendapatkan
cewek dengan kriteria itu
dengan reputasinya sekarang—
tukang bikin onar, sering skip
pelajaran, hobi nongkrong di
kantin, dan selalu skeptis
terhadap semua kegiatan
sekolah. Sehingga ia
memutuskan untuk menyimpan
impiannya itu rapat-rapat, entah
kapan harus dibuka. Mungkin
bila sudah menemukan yang
tepat.
Tanpa terasa bel masuk
berbunyi. Wira dan teman-
temannya memutuskan untuk
kembali ke kelas.
"Yuk ah, balik. Pelajarannya Pak
Rahmat nih. Gue nggak mau
kena skorsing lagi," ajak Wira
pada Nando sambil
meninggalkan bungkusan bekas
kripik kentang dan kaleng Cola-
nya di atas meja kantin.
Ketika berbalik, ada yang
menepuk bahunya dari
belakang. Refleks ia berbalik
kembali dan menemukan sosok
yang membuat mood-nya nggak
enak akhir-akhir ini.
"Kalo udah selesai makan dan
minum, bungkus plastik sama
kalengnya tolong dibuang ke
tong sampah ya," ujar Litha
ramah sembari menyodorkan
bungkus kripik kentang dan
kaleng Cola yang tadi
ditinggalkan begitu saja oleh
Wira.
Merasa disulut amarahnya, Wira
mengambil bungkus plastik dan
kaleng di tangan Litha dengan
kasar lalu membuangnya ke
tong sampah di dekat kantin.
"Puas?" kata Wira jutek sambil
menatap Litha penuh amarah.
Berikutnya ia pergi menyusul
teman-teman segengnya yang
sudah lebih dulu masuk ke kelas.
Litha memiringkan kepalanya
tidak mengerti. She's wondering,
apa yang sudah diperbuatnya
sampai membuat Wira
sedemikian marah kepadanya.
Seingatnya, Wira memang
terkenal sebagai tukang
pembuat onar meski anehnya
teman-teman ceweknya banyak
yang ngefans gara-gara
tampang Wira yang good
looking. Namun, dia dan Wira
tidak pernah bermasalah
sebelumnya.
Sang mentari perlahan beranjak
ke sisi lain bumi, membuat
pemandangan menjadi bersemu
jingga dan meninggalkan kesan
hangat. Usai main squash
bersama ayahnya, Wira yang
sedang menikmati segarnya jus
jeruk dingin dari kulkas
menyambar majalah Bunda yang
tergeletak di ruang tengah,
majalah yang memuat tentang
pola hidup sehat, penyakit
populer, info-info kesehatan
sampai kondisi bumi saat ini.
Entah kenapa Wira tertarik
untuk membaca sebuah artikel
mengenai Global Warming. Judul
artikel itu "Bumi sedang Koma",
Wira penasaran mengenai isinya.
Menurutnya, mana ada benda
mati yang bisa mengalami koma.
Jadi ia memutuskan untuk
mencari tahu sendiri apa yang
dimaksud penulis dengan
mencantumkan judul yang tidak
rasional menurutnya itu.
***
Sementara itu, sore-sore begini
sudah menjadi hobi Litha untuk
menyirami tanaman-tanaman
kesayangannya di belakang
rumahnya. Kebetulan ibunya
juga hobi merawat tanaman,
terutama bunga Anggrek.
Sehingga terkadang Litha pun
berkebun berdua bersama
ibunya, seperti sore hari ini.
Sambil menyirami pot-pot
euphorbia, Litha bercerita
tentang kejadian di sekolah hari
ini. Mengenai temannya yang
diperingatkan untuk membuang
sampah malah marah-marah dan
membuatnya sedikit ketakutan
karena tatapan matanya yang
tajam.
"Apa kamu yakin nggak pernah
membuat temen kamu itu marah
sebelumnya?" tanya Ibu sambil
menyemprot air ke koleksi
Anggreknya yang digantung-
gantung di bawah net khusus
green house.
"Duh, Ibu. Aku selalu berusaha
menghindari konflik dari dia. Dia
itu terkenal bad boy di sekolah,
Ibu kan tahu aku paling benci
bikin masalah. Sebisa mungkin
aku menghidari masalah," terang
Litha.
"Iya, Ibu ngerti. Tapi usul kamu
tentang program go green itu,
apa semua setuju? Kamu yakin
tidak ada yang merasa kontra
dengan usul kamu itu, Lit?
Biasanya, setelah sebuah
pendapat muncul, pro dan
kontra pasti akan mengikuti
berikutnya."
Litha pun seperti tersadarkan,
selama ini ia mengira usulnya
untuk mencanangkan program
go green di sekolah bakal mulus-
mulus saja. Apalagi ia mendapat
persetujuan langsung dari
Kepala Sekolah, tanpa
mengajukan proposal lewat OSIS
terlebih dahulu. Ia menganggap,
ini kan program untuk kebaikan,
bukan program hura-hura yang
cuma menghabiskan duit, pasti
banyak yang mendukungnya.
Ibu seolah baru saja
menunjukkan bahwa beberapa
pihak, sekecil apapun jumlahnya,
pasti ada yang kontra.
"Tapi... Wira kan paling cuek
sama kegiatan sekolah," gumam
Litha sambil menerawang.
"Namanya Wira? Cowok ya, Lit?"
tanya Ibu dengan raut excited.
Litha mengangguk menjawab
pertanyaan ibu.
"Mungkin dia naksir kamu, Lit.
Cowok kan suka usil kalo lagi
naksir cewek," goda Ibu yang
langsung membuat pipi Litha
bersemu kemerahan.
***
Esoknya di sekolah, Sang Ketua
OSIS, Fahri, tengah sibuk menata
pot tanaman yang kini
menghiasi teras depan ruang
OSIS. Litha yang sedang melintas
pun tertarik untuk menikmati
pemandangan baru di
sekolahnya ini.
"Wah, pemandangan di sini jadi
segar nih!" ujar Litha sambil
membantu memindahkan pot-
pot kecil berisi bunga.
"Iya, saya juga meletakkannya
hampir di teras semua ruangan.
Masih baru sebagian sih, sisanya
datang nanti siang. Kamu mau
membantu?" Fahri membetulkan
letak kacamatanya yang agak
melorot usai membungkuk
menata pot-pot tadi.
"Ya, tentu saja!" ujar Litha
bersemangat. Ini kesempatan
bisa memandang sang Ketua
OSIS dari dekat, diam-diam dia
naksir teman sekelasnya ini.
Wira yang baru saja datang,
melintas di depan ruang OSIS, di
mana Fahri dan Litha sibuk
membawa pot-pot tanaman ke
depan ruang guru yang ada di
sebelah ruang OSIS.
Tak sengaja lengan Wira
menyenggol bahu Litha sampai
pot bunga yang ada di
tangannya terjatuh dan pecah.
"Oops... sori." Spontan Wira
minta maaf.
Begitu mendapati Wira yang
berdiri di sebelahnya, raut
wajahnya langsung berubah
menjadi keras.
"Mau kamu sebenarnya apa sih?
Saya tau kamu nggak
mendukung aksi go green di
sekolah ini, tapi nggak perlu
bikin kacau dong!" semprot
Litha.
Wira bingung harus menjawab
apa, karena ia benar-benar tidak
sengaja melakukannya. "Gue
nggak sengaja tau! Lo jangan
asal tuduh ya!" seru Wira
akhirnya dan menghambur pergi
meninggalkan Litha yang masih
kesal akan perbuatannya
barusan.
"Udah ngejatuhin, nggak
bantuin pula!" Litha ngomel-
ngomel sambil membersihkan
pecahan pot.
"Sudah, nggak apa-apa, Litha,."
kata Fahri sembari membantu
Litha.
"Maaf ya, Fahri," balas Litha
dengan nada tidak enak hati.
Fahri tersenyum memaklumi.
"Saya dengar pot-pot ini
dananya dari kamu pribadi ya?"
tanya Litha ketika pot yang
pecah selesai dibersihkan. Fahri
agak terkejut mendengar
pertanyaan Litha.
"Kamu dengar dari mana, Lit?"
tanya Fahri tanpa menatap
lawan bicaranya. Ia pura-pura
merapikan pot di samping
kakinya.
"Ya... dari anak-anak. Tapi emang
bener ya?" Litha menatap Fahri
intense.
Fahri tidak langsung menjawab,
ia memutuskan untuk
meletakkan pot terakhirnya
dulu. "Cuma sedikit rasa terima
kasih kepada bumi kok, Lit.
Nggak ada apa-apanya
dibandingkan kamu yang udah
berani mempelopori aksi go
green ini. Kamu hebat banget!"
Pipi Litha bersemu merah dipuji
begitu. Dalam hati ia membatin,
Fahri nggak cuma cakep, pintar
dan populer, ia juga berhati
emas. Kalo dibandingin sama
Wira sih, bagaikan bumi dan
langit. Yah meskipun sama-sama
cakep dan populer, tapi Fahri
jelas punya nilai plus.
***
Hari ini akan diadakan Green
Day, dimana semua warga
sekolah diwajibkan untuk ikut
kerja bakti membersihkan
sekolah dan menanam beberapa
pohon di halaman sekolah yang
sebelumnya gersang.
Litha tampak lebih bersemangat
hari ini, mata bulatnya berbinar-
binar indah, memancarkan
kecantikannya. Ia tampak sibuk
menanam tanaman hias di pot
besar di teras depan kelasnya
bersama beberapa teman
sekelasnya.
"Litha," tiba-tiba ada yang
memanggilnya.
"Ya?" ujar Litha sembari berdiri
dari posisi jongkoknya. Ketika
melihat sosok yang berdiri di
depannya, her face's turning
into a frown. Ia mengira yang
memanggilnya tadi adalah Fahri.
Namun nyatanya yang ada di
hadapannya saat ini adalah
orang yang paling tidak ingin ia
temui saat ini.
"Gue emang nggak bisa beli pot-
pot tanaman buat menghias
sekolah kayak Fahri," ujar Wira
dengan raut serius.
Litha yang tadinya pengen
langsung nyemprot, berpikir dua
kali untuk benar-benar
melakukannya.
"Tapi gue punya ini buat elo, Lit.
Maafin gue ya?" Wira
menyodorkan sebuah pot bunga
kepada Litha. "Ini sebagai ganti
pot yang udah gue pecahin
kemarin."
Litha menerima pot bunga itu
ragu, ia masih tidak percaya
Wira berubah 180 derajat begini.
"Well, thanks." kata Litha sambil
tersenyum, menimbulkan gejolak
aneh di perut lawan bicaranya.
"Tapi ini bukan buat saya, ini
buat bumi. Kamu cinta bumi
kan?" tanya Litha di luar dugaan.
Wira sempat nggak ngeh
dengan maksud perkataan Litha,
namun kemudian ia tersenyum
penuh arti.
"Iya, gue cinta bumi," kata Wira
akhirnya, di mana ada elo di
dalamnya.
Tiba-tiba Litha menarik tangan
Wira untuk mengikutinya
mengambil pot-pot berukuran
agak besar di suatu sudut di
depan kelasnya. Ia minta Wira
membantunya mengangkat pot-
pot itu bersamanya, karena ia
tak kuat mengangkatnya
sendirian. Wira pun
menyanggupi permintaan Litha.
Somehow Wira merasa inilah
saatnya membuka kembali
impiannya yang sudah ia
pendam rapat-rapat itu.

Rabu, 01 Juni 2011

Galau~

Kamis, 02 Juni 2011

Sumpah, ya, gue galau T.T
Gak, dink. Bukan gara-gara gebetan diambil orang (iye, iye, gue jomblo..). Tapi gara-gara bentar lagi bakal misah sama temen-temen (yang lebih tepatnya gue panggil SAHABAT) gue yang super ajaib. T.T

Iyasih, bisa dibilang kita udah hampir 3 tahun gila-gilaan bareng. Gak cuman itu, semuanya dilakuin bareng. Ganti pakaian (?), makan, ke kantin, jalan, kecuali ke toilet bareng..

Kita emang sering berbagi suka dan duka, tapi banyakan sukanya daripada dukanya..

Seru banget di kelas. Waktu SMP ini gue paling males buat Pe-eR. Tinggal nyontek, beres..wkwk. Gak cuman gue aja, sekelasan..haha indah banget masa-masa SMP.

Sedih banget buat pisah sama 'mereka' yang gue panggil SAHABAT. Banyak yang cinlok di kelas, sampe pacaran..wuahahahaha
ada juga yang nangis gara-gara gebetannya (yang juga satu kelas bareng kita) pacaran sama teman di kelas kita juga (cinlok lah bisa dibilang).. Kasian 'dia' waktu itu, nangis-nangis gaje di depan kelas sambil ngerjain tugas Seni Budaya (kebetulan gak ada guru) *rajin amat, ya. Sempat-sempatnya buat tugas. Ya, sahabat gue taulah siapa 'dia'.. Hehehe. Males buka aib..haha

Masih gak sanggup buat pisah, tapi jauh lebih gak sanggup buat buka amplop yang isinya LULUS/TIDAK LULUS.. Huuuuu~ T.T

Sekali lagi, semoga kita lulus, ya. Buat anak NESTLE (Nine Eight iS The gokieL class Ever--> eh, gue loh yang buat namanya.. XD keren kan? Sombong..), awas loh kalo cuek kalo ntar kita pada mencar, ntar gue...gak ngapa-ngapain kok :p (tapi LO + GUE = END).
Buat readers yang juga kelas IX, mudah-mudahan kita lulus. Amin. Tuhan memberkatimu.

┒ ('o'┒) LOE , (┌','┐) GUE = ┒(⌣˛⌣)┎ END

Ok.. Ini kata-kata sering banget gue ucepin. Ya, gara-gara setan gak ada tangan itu, si @poconggg atau a jumping candy *permen loncat (tenang, Conggg, lo dan gue sama-sama jomblo ngenes. Tapi parahan lo, lo gak punya TANGAN).. -____-"
ok, ok..

Oiya, 2 hari lagi bakal pengumuman kelulusan SMP/MTs/SMPLB, dan kebetulan gue juga anak kelas IX. Sumpah, perasaan gak sabar, galau, stress, ah macem-macem, nyampur jadi jus alpukat (?). T.T takut aja ntar gak lulus. (AMIN AJA DEH. Mudah-mudahan lulus. AMIN)

Eits, entar dulu. Pasti pada bingung, napa dari poconggg nyambung ke UN?? Sip, pertanyaan bagus. Gini nih, gue ada bikin kalimat 'doa' :

┒ ('o'┒) LOE , (┌','┐) GUE = ┒(⌣˛⌣)┎ END DI SMP, LANJUT DI SMA!

Heh? Apa hubungannya coba? Iya deh, gue jelasin.

LO + GUE = END (LULUS) DI SMP, LANJUT (NGELANJUTIN SEKOLAH) DI SMA!

Ya, gitu maksudnya. Bukan maksudnya :

┒ ('o'┒) LOE , (┌','┐) GUE = ┒(⌣˛⌣)┎ PUTUS DI SMP, NYAMBUNG DI SMA! ._.

Gak mungkin tuh nyambung di SMA, pasti yang cewe pada nyari cowo yang ganteng-ganteng..wuahahahaha XD *ketawa setan

Ok deh.. Gue doain, kalo (pake prinsip gue, ya :D) :

┒ ('o'┒) LOE , (┌','┐) GUE = ┒(⌣˛⌣)┎ END DI SMP, LANJUT DI SMA!

Gue. Lo. Lo. Lo. Lo. Lo. Semuanya. Kita (PASTI) LULUS. Amin.
Tuhan memberkatimu.

Kamis, 02 Juni 2011